Saturday, September 6, 2008

MENGINTIP HATI DI BULAN RAMADHAN (Oleh : Rudi Chaerudin, A.Md)

Bulan Ramadhan 1429 H telah mengunjungi kita. Bulan yang penuh hikmah dan berkah, bulan dimana setiap amalan baik akan di lipat gandakan nilainya, dan saat dimana bagi mereka orang-orang yang beriman syetan si penggoda terikat erat dalam belengu kuasa Allah SWT, yang oleh karenanya maka tujuan kewajiban melaksanakan shaum agar menjadikan si pelakunya menjadi hamba yang bertaqwa kepada Allah semakin mudah digapai.

Namun demikian, Ramadhan yang senantiasa hadir dalam siklus tahunan kalender hijriyyah tidak serta merta membawa kemenangan bagi seluruh umat manusia, hanya bagi mereka yang beriman dan bersungguh-sungguh memamfaatkan moment ramadhan itulah yang akan beruntung. Sebahagian memang akan meraih predikat hamba yang bertaqwa, tetapi tak sedikit pula yang sekedar mendapat lapar dan dahaga tanpa nilai pahala yang melimpah, bahkan ada pula yang justru celaka karenanya. Hal ini sungguh sesuai dengan isyarat Rasulullah Saw yang menyatakan "Beberapa dari orang-orang yang shaum tidak mendapatkan apa-apa darinya kecuali lapar dan dahaga".

Hamba yang beruntung meraih kemenangan di Bulan Ramadhan adalah mereka yang mampu menjadikan Ramadhan tersebut sebagai media bagi dirinya dalam menata hati. Sebagai sumber dari seluruh peradaban dan perilaku manusia, maka hati menjadi elemen terpenting bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia fana yang penuh dengan tipu muslihat ini. Jika rusak hatinya maka akan rusak pula seluruh amalnya, dan apabila baik hatinya niscaya baik pula amalannya, demikian Rasulullah Saw memperingatkan umatnya.

Imam Al-Ghazali pernah menyatakan bahwa hati manusia itu terbagi pada tiga bentuk, yakni; Qolbu Al-Mayyit (hati yang mati), Qolbu Al-Mariedh (hati yang sakit), dan Qolbu As-Saliem (hati yang sehat). Terkait dengan bulan Ramadhan, maka sesungguhnya akan mudah dikenali termasuk pada bentuk hati yang mana yang kita miliki saat ini.

Karakter Qolbu Al-Mayyit cenderung tidak peduli pada situasi dan kondisi yang dialaminya, termasuk di bulan Ramadhan. Bagi yang hatinya memang benar-benar telah mati, bulan Ramadhan tidaklah berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Maksiat akan senantiasa dilakoninya termasuk di bulan suci ini semata-mata demi memuaskan hawa nafsu.

Sedikit beruntung bagi mereka yang masih dalam tahapan Qolbu Al-Mariedh. Setidaknya mereka akan berusaha menghentikan tabiat dan perilaku buruknya selama menjalani bulan suci Ramadhan. Namun demikian, jika usaha yang dilakukannya tersebut hanya sekedar demi menghargai kesucian bulan Ramadhan, maka tabiat dan perilaku buruk itu akan kembali menghiasi kehidupannya pasca Ramadhan. Bagi mereka, kemenangan yang diraih di bulan Ramadhan berarti bebas melakukan apa saja setelah hari raya.

Sungguh berbahagialah bagi mereka yang memiliki hati dengan kategori Qolbu As-Saliem. Bagi mereka, bulan suci Ramadhan adalah merupakan media / sarana yang paling tepat untuk mengembleng jiwanya demi meraih kemenangan yang sesungguhnya yakni bertaqwa kepada Allah SWT. Sungguh bagi mereka tidak ada sedikitpun waktu yang dapat disia-siakan dalam urusan memperbaiki diri, terlebih di bulan Ramadhan. Selepas dari bulan Ramadhan akan dianggapnya sebagai ujian yang paling nyata dari pelajaran dan hikmah yang ditemuinya semasa Ramadhan. Akankah ia menjadi lebih baik, lebih buruk, atau stagnan dalam posisi yang sama terus menerus menjadi parameter utama bagi mereka dalam menilai kesuksesannya sebagai siswa dari sekolah Ramadhan.

Tentu saja, berdasarkan uraian diatas kita akan semakin ditantang untuk dapat menunjukkan jati diri kita yang sesungguhnya. Karena pada hakikatnya Ramadhan hanyalah sekedar media pelatihan dan pembelajaran. Siapa yang paling mampu merealisasikan setiap hikmah dan pelajaran yang diambilnya di bulan Ramadhan, maka sesungguhnya merekalah orang-orang yang semakin dekat dengan ketaqwaan. Wallahu a'lam bish-showab.

MACAM-MACAM HATI

Kekayaan yang paling utama yang dimiliki oleh seorang manusia sebagaimana yang dinyatakan imam Ali Ra adalah Akal Pikiran. Karena dengan Akal Pikiran tersebutlah sesungguhnya setiap manusia dapat melakukan berbagai hal.

Namun demikian, apa yang menjadi buah Akal Pikiran seseorang senantiasa akan diwarnai oleh Hati yang menjadi asal muasal setiap perkara yang ada dalam setiap Akal Pikiran manusia, maka apabila buruk Hati, maka buruklah semua yang menjadi Buah dan Akal Pikiran, begitu pula sebaliknya.

Didalam Kitab Rijal Haular Rasul dikutip nasehat tentang Hati dari salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yakni Abu Abdillah Al-Usi Hudzaifah bin Yaman, yang lalu dikenal sebagai Hudzaifan bin Yaman, mantan komandan perang pasukan Islam pasca Nu'man gugur, wafat pada tahun 36 H.

"Hati itu ada Empat Macam:"

1. Hati yang tertutup, itulah dia hati orang Kafir
(Al-Baqoroh 6-7)
"Innalladziina kafaruu sawaa'un 'alaihim a andzartahum am lam tumdzirhum laa yu'minuun. Khotamallaahu 'ala quluubihim wa 'ala sam'ihim wa 'ala abshoorihim ghisyaawatun wa lahum 'adzaabun 'adhiim"
Sesungguhnya orang2 kafir itu sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, serta penglihatan mereka di tutup. Dan bagi mereka siksa yang berat.

2. Hati yang bermuka dua, yaitu hati orang yang munafik
(Al-Baqoroh 8 & 10)
"Waminannaasi man yaquulu aamannaa billaahi wabil yawmil aakhiri wa maa hum bimu'miniin".
"Fii quluubihim maradlun fazaada humullaahu maradlon. Wa lahum 'adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakdzibuun"
Dari sebagian manusia ada yang mengatakan; kami beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal mereka sesungguhnya bukan orang2 beriman.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu di tambah oleh Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan dusta mereka.
Penyakit: kelemahan keyakinan terhadap kebenaran Risalah Muhammad SAW.

3. Hati suci bersih (tidak meragu), itulah hati orang yang beriman
(Al-Baqoroh 2 & 5)
"Dzaalikal kitaabu laa rayba fiihi hudan lil muttaqien"
"Ulaaika 'ala hudan min robbihim wa ulaaika humul muflihuun"
Kitab Al-Qur'an yang tidak ada keraguan padanya dan petunjuk bagi orang2 yang bertaqwa.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan merekalah orang2 yang beruntung.

4. Hati yang berisi keimanan dan sekaligus kemunafikan, dimana salah satu diantaranya yang paling kuat, itulah yang akan menang.

Al-Qur'an the way of live (3 prinsip utama dalam Qur'an yang dapat menyelamatkan manusia dunia & akhirat)

"taraktu fiikum amraeni in tamaasaktum bihimaa lan tadilluu abadaa, kitaballahi wa sunnata nabiyihii"
Sebagai pedoman manusia dalam menjalani kehidupan, Qur'an sebagai manual book tentu didalamnya memuat prinsip-prinsip yang apabila di pahami dan dijalankan dapat menyelamat kan manusia dari kerusakan di dunia dan di akhirat.

Ada 3 prinsip utama dalam Qur'an berupa Larangan dan Suruhan yang dijamin Allah apabila manusia dapat mentaati prinsip tersebut akan terselamatkan di kehidupan dunia maupun akhirat :

1. Suruhan manusia menyembah Allah
" yaa ayyhuhan naasu' buduu rabbakumul ladzii kholakokum walladziina min koblikum laalakum tattaquun". (QS. Al-Baqarah 21).

2. Larangan mencampur adukkan antara hak dan bathil
" wa laa talbisuul haqqa bil baathili wa taktumul haqqa wa antum ta'lamun ". (QS. Al-Baqarah 42).

3. Suruhan mendirikan Shalat dan menunaikan Zakat
" wa aqiimush sholaata wa aatuuz zakaata warka'uu ma'arraaki'iin ". (QS. Al-Baqarah 43).

Mengapa??
a. Shalat dan sabar senantiasa menjadi penolong
"Yaa ayyuhalladziina aamanuu ista'inuu bisshabri wash sholaati innallaha ma'ash sobiriin". (QS. Al-Baqarah 153)

b. Orang yang mendirikan shalat senantiasa mendaptkan limpahan rahmat dan ampunan Allah
"Fadzkuruuni adzkurukum wasykurlii wa laa takfuruun" (QS. Al-Baqarah 152).
Maka ingatlah Aku (dengan shabar dan sholat) niscaya Aku akan mengingatmu (dengan limpahan rahmat dan ampunan) dan syukuri nikmat-Ku dan jangan kau ingkari.

KIAT SUKSES ORANG MUKMIN Oleh : Rudi Chaerudin, A.Md

Tujuh buah sifat yang menjadikan orang-orang mukmin beruntung/sukses :
AL-MU'MINUN 1 - 11
"Qod aflahal mu'minuun"
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) :

1. Khusyu dalam sholat (konsentrasi)
"al-ladziina hum 'an sholaatihim khoosyi'uun"

2. Menjauhkan diri dari (perbuatan&perkataan) yg tiada berguna (disiplin)
"wal ladziina hum 'anil laghwi mu'ridluun"
"min husni islamil mar'i tarkuhu maa laa ya'nihi"

3. Menunaikan Zakat (simpati&empati)
"wal ladziina hum lizzakaati faa'iluun"

4. Menjaga kemaluannya (wibawa&kehormatan)
"wal ladziina hum lifuruujihim hafidhuun"

5. Tidak melampaui batas (serakah)
"faman ibtaghoo wa roaa dzaalika faulaaika humul 'aaduun"
Barang siapa yang mencari diluar itu (perbuatan diatas) mereka adalah orang-orang yg melampaui batas.

6. Memelihara amanat dan janji yg dipikulnya
"walladziina hum li amaanaatihim wa 'ahdihim raa'anuun"

7. Memelihara sholatnya (kontinuitas / istiqomah)
"walladziina hum 'an sholaatihim yuhaafiduun"

ADAB TERHADAP DIRI SENDIRI Oleh : Rudi Chaerudin, A.Md

1. Taubat (At-Tahrim 8)
"Yaa ayyuhalladziina aamanuu tuubuu ilallaahi taubatan nashuuhaa, 'asaa rabbakum an yukaffiru 'ankum sayyi'aatikum wa yudkhilakum jannaati tajrii min tahtihal anhaaru.."
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, semoga Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai..."

2. Muhasabah / Introspeksi Diri (Al-Hasyr 18)
"yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha wal tandhur nafsun maa qoddamat lighoddin, wattaqullaaha innallaaha khobiirun bimaa ta'maluun"
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang di perbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".

3. Muraqabah / Merasa Diawasi Allah (Al-Baqarah 235)
"...ya'lamuu annallaaha ya'lamu maa fii anfusikum, fahdzaruuhu, wa'lamuu annallaaha ghofuurun rahiem"
"...Ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa-apa yang ada dalam hatimu (jiwamu), maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha pengampun lagi penyayang".

4. Mujahadah / Bersungguh/sungguh (Al-Ankabuut 69)
"Walladziina jaahaduu fiina lanahdiyannahum subulanaa, wa innallaaha lama'al muhsiniin".
"Dan mereka orang-orang yang bersungguh (mencari Ridlo) Kami, maka Kami akan menunjukkan bagi mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik".

ADAB KEPADA ALLAH Oleh : Rudi Chaerudin, A.Md

Akhlaq berarti peradaban yang baik, kebiasaan, perangai, dan atau tabiat.
Adab berarti tatacara, aturan, ataupun tata tertib
Dengan demikian maka yang dimaksud dengan akhlak Islam adalah peradaban, kebiasaan, perangai, dan tabiat yang bersumber pada Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Dalam kehidupan keseharian kita, senantiasa kita menganggap bahwa berakhlak / berperadaban itu hanya cukup dengan manusia dengan sesama manusia, dan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Kita lupa bahwa justru yang paling utama itu adalah berakhlak terhadap Allah yang telah menciptakan kita.
Didalam Islam, setidaknya ada 5 (lima) perkara yang merupakan cerminan dari sikap dan perilaku manusia yang berakhlak kepada Allah Sang Maha Pencipta

1. Bersyukur kepada Allah atas segala nikmatNya
(Al-Baqarah 152)
"Fadzkuruuni adzkurukum, wasykurlii walaa takfuruun"
Karena itu ingatlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengingatmu (dengan limpahan rahmat dan ampunan), dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.
2. Taat kepada Allah dalam segala hal
(An-Nuur 54)
"Qul 'atii'ulloha wa 'atii'ur rasuula, fa in tawallaw fainnamaa 'alaihi naa hummila wa 'alaikum maa humiltum..."
Katakanlah : Taatlah kamu sekalian kepada Allah dan taat kepada rasul-Nya, maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajibanmu semata-mata apa yang dibebankan kepadamu sekalian...
3. Hanya berharap kepada Allah dan tidak putus asa dari
rahmat-Nya (Huud 56 dan Yusuf 87)
"innii tawakkaltu 'alallohi rabbii wa rabbikum.."
Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabbku dan Rabb kamu sekalian..
"....wa laa tae'asuu min rawhillaahi, wa laa yae'asuu min rawhillahi illa qaumal kaafiriin"
....Dan janganlah kamu sekalian berputus asa dari rahmat Allah, dan tidaklah berputus asa kecuali orang-orang yang kafir.
4. Takut kepada siksa Allah, karena siksanya sangat pedih
(Ali Imran 4)
"....innalladziina kafaruu bi aayaatillahi lahum 'adzaabun syadiidun, wallaahu aziizun dzuntiqoom"
Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat, dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).
5. Berprasangka baik kepada-Nya, dalam senang maupun
susah (Al-Fath 6)
"wa yu'addzibul munaafiqiina wal munafiqaati wal musyrikiina wal musyrikaati adh-dhoonniina billahi dhonnas saw'i.."
da supaya Dia (Allah) mengadzab mereka orang-orang munafik dari laki2 maupun perempuan, musyrik laki2 maupun perempuan karena mereka telah berprasangka kepada Allah dengan prasangka yang buruk...".

Tuesday, June 24, 2008

BABARENGAN NGAWANGUN KOTA BANDUNG, LEMBURNA URANG SUNDA

Oleh: Rudi Chaerudin, A.Md
Pupuhu (Tokoh/pemimpin) Urang Sunda yang dilahirkan dari pasangan Bapak Abas Totong dan Ibu Oyeh pada hari Kamis malam Jum'at tanggal 29 April 1947 di Kampung Bojong Empang Desa Ciparay + 22 km arah selatan Kota Bandung ini bernama lengkap H. Dada Rosada, SH., M.Si.
Meskipun Bapak Abas tidak berpendidikan tinggi dan hanyalah berprofesi sebagai petani yang sederhana, namun beliau memiliki visi pendidikan yang kuat bagi anak semata wayangnya dengan menyekolahkan Dada Kecil di Sekolah Rakjat Negeri (SRN) Ciparay. Tamat dari SRN Ciparay pada tahun 1961, Dada kecil yang beranjak remaja meneruskan sekolahnya di SMPN Ciparay dan menyelesaikannya di SMPN 4 Bandung pada tahun 1964, berlanjut dengan menamatkan sekolah menengah atas di SMAN 3 Bandung pada tahun 1967.
Karir beliau sebagai birokrat diawali ketika ia diterima bekerja sebagai Staff Investment Board Pemerintah Kodya Tk. II Bandung pada tahun 1973. Disela-sela kesibukannya, ia berhasil menyelesaikan studi S-1 di FH Jur. Perdata Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung tahun 1983 serta Magister Kebijakan Publik STIA LAN-Bandung dan lulus tahun 1998.
Kang Dada, begitu ia akrab disapa warga kota Bandung, menikah tanggal 12 Januari 1975 dengan seorang gadis bernama Nani Suryani dan dikaruniai 1 orang putra dan 2 orang putri. Namun ditengah-tengah konsentrasi membahagiakan keluarganya, perhatian dan karya nyata Kang Dada untuk membenahi Kota Bandung tidak pernah surut. Bahkan ketika pria yang dikenal santun dan berjiwa besar namun istiqomah dalam pendirian ini diberhentikan secara tiba-tiba dari jabatan Sekretaris Daerah Kota Bandung pada tahun 2002 oleh Walikota Bandung saat itu (H. Aa Tarmana), justru perhatiannya terhadap Kota Bandung semakin menggelora hingga menghantarkannya sebagai Walikota Bandung Terpilih periode tahun 2004 - 2009.
Jabatan Walikota Bandung yang disandang Kang Dada tidak membuatnya dapat tertidur nyenyak. Berbagai persoalan Kota Bandung yang senantiasa membutuhkan kerja ekstra seringkali memaksa Kang Dada tertidur larut malam dan harus terbangun di pagi buta. Namun sedikitpun ia tidak pernah mengeluh demi menyadari betapa besar harapan warga Kota Bandung akan terwujudnya Kota Bandung yang Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat).
Jerih payahnya dalam mengemban amanat sebagai Walikota Bandung Periode 2004 - 2009 bukanlah tanpa hasil. Ditengah hujatan para pengkritiknya dan sanjungan para pendukungnya, Kang Dada selama 5 tahun memimpin Kota Bandung bersama-sama dengan seluruh komponen warga Kota Bandung telah meraih berbagai keberhasilan meskipun memang harus diakui dalam beberapa hal ia belum dapat menuntaskan pekerjaannya mengingat waktu yang cukup singkat. Namun dengan mengusung 7 program prioritas Kota Bandung, Kang Dada kerap menerima berbagai perhargaan lokal, nasional, dan bahkan internasional.
Tercatat sedikitnya 80 perhargaan tingkat lokal dan nasional, 7 tingkat internasional serta 40 butir keberhasilan yang telah diraih Kang Dada. Diantara penghargaan dan keberhasila yang diraihnya antara lain; Piala Citra Pelayanan Prima Tingkat Nasional dari Presiden RI tahun 2004; Piagam Penghargaan Adipura Lingkungan Hidup (best effort) Dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan dari Menteri Lingkungan Hidup RI 2004; Piagam Penghargaan Tingkat Nasional Penanganan Narkoba dari Ketua Umum BNP 2004; Piagam Penghargaan atas Keberhasilan Dalam Membina dan Mengembangkan Koperasi dan UKM dari Menteri Koperasi dan UKM RI 2005; Piagam Penghargaan sebagai Walikota Berprestasi dalam Bidang Pembangunan Pertanian dari Menteri Pertanian RI 2007; Pesantren Best Executive Award 1428 H / 2007 M dari Baiturrahman International Foundation; Piagam Penghargaan dari Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Tokoh Berdedikasi Dalam Kerukunan Antar Umat Beragama di Kota Bandung 2007; Piagam Penghargaan Kejuaraan Nasional Sepak Bola Taruna Piala Suratin 2006-2007 dari PSSI 2007; The Asean Award On Your Development dari ASEAN 2004; Water, Solid, Waste Management and Energy dari Mayor's Asia Pasific, Mellbourne Australia 2006.
Pengabdian yang tulus, kemampuan yang mumpuni, santun, bersih, peduli, istiqomah, dan Pituin Asli Urang Sunda dinilai oleh Dewan Pengurus Daerah Gerakan Sunda Tandang Kota Bandung ada pada sosok Kang Dada. Oleh karenanya, demi mewujudkan Kota Bandung sebagai Lemburna Urang Sunda anu Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat), Gerakan Sunda Tandang Kota Bandung mendukung Kang Dada sebagai Pupuhu Pituin Asli Urang Sunda menjadi bakal calon Walikota Bandung periode 2008 - 2013 dengan harapan apabila terpilih Kang Dada dapat menuntaskan tugasnya dalam membimbing, membina, dan memimpin warga dan Kota Bandung. PADUNDUNG SING UNGGUL, TANDANG SING MENANG, DADA NU URANG KEUR URANG.

Wednesday, June 18, 2008

PBB DAN PILWALKOT BANDUNG 2008

Oleh: Rudi Chaerudin, A.Md
(Ketua DPAC PBB Kec. Kiaracondong & Ketua Umum DPD Gerakan Sunda Tandang Kota Bandung)

Perhelatan Pilkada Kota Bandung atau yang dikenal dengan Pilwalkot 2008 tinggal menghitung hari. Berbagai kekuatan partai politik di kota Bandung jauh-jauh hari telah gencar melakukan gerakan-gerakan politik untuk sedapat mungkin memamfaatkan moment pilwalkot ini tidak hanya sebagai ajang pemanasan menuju pemilu legislatif dan pilpres 2009, namun juga menjadikannya sebagai sarana memperkuat eksistensi partai di tengah-tengah masyarakat kota Bandung dan tentu tujuan yang paling utama adalah merebut tampuk kekuasaan birokrasi pemerintahan.
Tidak hanya partai politik, dengan UU politik terbaru yang memungkinkan calon independen maju sebagai petarung dalam ajang pemilihan langsung kepala daerah, tercatat ada dua pasang bakal calon yang dianggap mampu memenuhi persyaratan sebagai calon independen. Tentu saja ini menjadi sejarah baru dalam dunia perpolitikan di kota Bandung bahkan di Indonesia, dimana untuk yang pertama kali sejak di proklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia calon independen mempunyai hak politik yang sama dengan calon yang di usung partai politik dalam pagelaran pemilihan langsung kepala daerah.
Partai Bulan Bintang sebagai salah satu partai politik yang cukup eksis di kota Bandung diharapkan mampu memanfaatkan moment pilwalkot ini sebagai ajang konsolidasi kekuatan partai di tengah-tengah kejenuhan politik yang tidak hanya di alami oleh kader partai tetapi juga oleh masyarakat secara umum. Dengan tingkat persentase + 30% pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya dalam Pilgub Jabar dan Pilbup KBB yang baru saja lalu cukup membuktikan betapa sesungguhnya tingkat kejenuhan masyarakat begitu luar biasa sehingga berimbas pada sikap apatis (ketidakpedulian) terhadap segala macam hal yang berbau politik.
Dalam kondisi demikian, pasangan calon independen bisa saja menjadi pihak yang paling diuntungkan. Sikap apatis (ketidakpedulian) sebagian masyarakat menjadi bonus amunisi bagi mereka untuk melaju dalam pertarungan Pilwalkot. Sebagai calon yang maju dengan dukungan politik yang langsung diperoleh dari masyarakat tanpa melalui kendaraan partai politik (dibuktikan dengan persyaratan minimum 3% dari jumlah pemilih), mereka bisa saja menjadi pilihan yang dianggap pantas oleh masyarakat pemilih yang apatis terhadap keberadaan partai politik yang dilihatnya sebagai simbol kejenuhan mereka terhadap dunia perpolitikan.
Pekerjaan rumah yang cukup berat menjadi sebuah keniscayaan yang ditanggung oleh setiap partai politik termasuk PBB untuk meyakinkan masyarakat pemilih bahwa perhelatan politik semacam Pilwalkot ini penting artinya, dan yang lebih penting lagi adalah cermat dan tepat dalam menentukan pilihan siapa pasangan calon yang akan dipilih karena itulah yang akan menentukan nasib masyarakat secara umum lima tahun ke depan.
Diakui atau tidak, pilwalkot akan menjadi barometer pemetaan kekuatan politik. Sukses pemenangan pilwalkot dengan mayoritas dukungan pemilih dan semakin minimnya jumlah pemilih abstain, akan menjadi parameter sejauh mana partai politik dapat berbicara dalam pertarungan sesungguhnya, yakni pemilu legislatif 2009. Meski hingga hari ini belum dapat ditemukan korelasi yang tegas antara sukses Pilkada/Pilpres dengan sukses partai politik dalam pemilu legislatif, namun demikian dalam beberapa hal bagaimanapun partai politik yang berkuasa dalam eksekutif akan lebih mudah dalam memilah, memilih, dan menerapkan strategi pemenangan partai di kemudian hari.
PBB yang juga mengusung pasangan calon dalam Pilwalkot 2008 di kota Bandung, selayaknya dapat mencermati pentingnya menguasai medan pertempuran Pilwalkot ini. Menjadikan moment pilwalkot ini sebagai media pemetaan kekuatan politik menjadi sebuah kewajiban strategi yang tidak bisa ditawar. Penguatan struktur dan infrastruktur partai hingga tingkat RW yang diharapkan menjadi salahsatu program andalan dalam memenangkan pemilu legislatif 2009 dapat memanfaatkan moment pilwalkot ini, tinggal bagaimana para kader PBB dapat optimal mencurahkan segenap sumber dayanya agar tidak menyia-nyiakan peluang yang telah tampak didepan mata.
Sebagai partai pengusung salah satu pasang calon, tentu saja PBB mempunyai hak yang sama dalam segala hal dengan partai politik lain yang tergabung dalam koalisi. Contohnya PBB bisa saja meminta kepada koalisi partai dan calon yang diusung untuk menerima porsi pekerjaan menyiapkan saksi Pilwalkot se-kota Bandung. Sehingga dengan demikian apabila penyediaan saksi itu menjadi pekerjaan utama PBB dalam koalisi, secara tidak langsung telah menguntungkan PBB menuju sukses pemilu legislatif 2009. Karena itu sama saja artinya bahwa program penguatan struktur dan infrastruktur partai hingga ke tingkat RW (anak ranting) dapat terwujud melalui program penyiapan saksi pilwalkot.
Masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh PBB dalam pemanfaatan moment Pilwalkot Kota Bandung 2008. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah siapkah kita para kader partai mencurahkan segenap daya dan upaya yang dimiliki demi sukses pilwalkot 2008 dan sukses Pemilu 2009? Wallohu a'lam bishshowab.

Friday, May 16, 2008

YUSRIL FOR PRESIDENT 2009 (part 2)

PBB selayaknya dapat mengambil pelajaran dari karir politik SBY yang secara mengejutkan keluar sebagai pemenang pilpres 2004 meskipun parpol yang menjadi kendaraan politiknya bukanlah parpol pemenang pemilu legislatif, dan bahkan merupakan parpol pendatang baru. Strategi yang dibuat untuk saling menguntungkan antara parpol dan calon presiden-nya terbukti ampuh untuk mendulang suara pemilih bagi keduanya. Dengan demikian Partai Demokrat sebagai pendatang baru dapat menunjukkan raihan suara yang cukup signifikan dalam pemilu legislatif, dan lalu SBY sebagai Calon Presiden menang mutlak dalam dua putaran pemungutan suara.

Strategi semacam itu apabila dilakukan pula oleh PBB bukan tidak mungkin dapat memberikan kejutan dalam pemilu legislatif maupun pilpres 2009. Mengemas seorang tokoh YIM sebagai tokoh politik yang akan dicalonkan oleh PBB sebagai Presiden RI 2009, meskipun tidak mudah namun akan menjadi jualan/kampanye politik yang diharapkan mampu menyedot perhatian publik terlebih silent majority (pemilih yang belum menentukan pilihan) yang jumlahnya menurut data Lingkar Survey Indonesia (LSI) mencapai + 30%. Disamping itu, tentu saja penyampaian visi dan misi perjuangan partai yang dikemas lebih menarik sehingga dapat dipahami oleh masyarakat kebanyakan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kampanye politik dimaksud.

Pencitraan terhadap YIM sebagai calon presiden yang akan diusung oleh PBB hendaknya pula dilakukan secara cermat. Sebagai tokoh Islam, YIM dapat pula dicitrakan sebagai tokoh yang begitu memberikan perhatian terhadap kaum dlu'afa (buruh, tani, nelayan, pengangguran, warga miskin, dsb), sebab Islam pada mulanya diperkenalkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah Saw sebagai agama yang secara ajaran dan prinsip hukumnya sanggup melindungi kaum yang lemah. Jika tujuan dari PBB adalah menegakkan Syariat Islam di bumi pertiwi ini, maka perjuangan membela kaum yang lemah harus menjadi salah satu prioritasnya.

Jika langkah-langkah tersebut dapat dikemas dan disosialisasikan dengan baik, kiranya harapan untuk mendapatkan Presiden RI yang nyantri, cerdas, dan berkualitas semakin mendekati kenyataan. Bagaimanapun Allah Swt jua lah yang menentukan takdir masa depan bangsa ini, namun bukankah berusaha dan bekerja untuk memberikan segenap kemampuan terbaik yang dimiliki adalah kewajiban setiap manusia. Semoga saja Allah Swt mengabulkan do'a kita. Amien.
Yusril for RI 1.. Allahu Akbar !!!
Wallahu a'lam bisshowab.

Penulis Rudi Chaerudin, A.Md
Ketua PAC PBB Kec. Kiaracondong Kota Bandung
Ketua Umum DPD Gerakan Sunda Tandang Kota Bandung

YUSRIL FOR PRESIDENT 2009 (part 1)

Genderang pertarungan politik menuju kursi RI 1 pada tahun 2009 nanti di republik ini gaungnya telah berasa sejak jauh-jauh hari. Beberapa Bakal Calon yang berminat untuk turut serta dalam kompetisi beramai-ramai menggelar berbagai strategi yang diharapkan mampu meningkatkan citra ketokohannya dihadapan publik. Dari sekedar mengunjungi komunitas-komunitas masyarakat, menggelar survey, melakukan pendekatan terhadap parpol peserta pemilu, hingga menyampaikan pesan-pesan moral (berbau kampanye) yang disosialisasikan melalui media cetak maupun elektronik.

Apapun yang dilakukan oleh mereka dalam rangka lebih memperkenalkan diri sebagai tokoh yang layak dicalonkan dalam Pilpres 2009 sah-sah saja sepanjang tidak melanggar norma, etika, dan hukum positif yang berlaku. Sebagai bagian dari demokrasi setiap warga negara (yang telah memenuhi syarat) memang mempunyai hak-hak politik yang sama, entah mencalonkan maupun dicalonkan dalam setiap hajatan pesta demokrasi, termasuk didalamnya Pilpres 2009.

Namun demikian, hak politik yang melekat pada setiap warga negara tentunya harus dibatasi oleh Peraturan dan Perundang-undangan yang akan menjadi acuan regulasi setiap pelaksanaan pemilu / pilpres / pilkada, sehingga dengan keberadaan Peraturan dan Perundangan tersebut diharapkan mampu mengeliminir kekacauan-kekacauan yang mungkin terjadi sebagai ekses negatif dari setiap pertarungan politik. Pembatasan tersebut tentu saja sekali lagi dimaksudkan agar misalnya setiap orang tidak merasa berhak untuk dengan serta merta mencalonkan diri dalam setiap pelaksanaan pemilihan kepala pemerintahan, karena dapat dibayangkan bagaimana carut-marutnya setiap pemilihan yang digelar jika semua orang beranggapan berhak mencalonkan diri tanpa memperhatikan kualitas diri dan kuantitas dukungan yang diperolehnya.

Terlepas dari uraian diatas, yang menarik untuk dicermati adalah geliat para tokoh yang gencar melakukan pendekatan terhadap parpol peserta pemilu yang belum mendapatkan calon yang ideal untuk dicalonkan sebagai calon RI 1. Meskipun secara politis pendekatan semacam itu sangat diperlukan, namun hendaknya tak dilupakan bahwa pemenang Pilpres 2004 adalah pasangan calon yang hanya diusung oleh 3 parpol yang dua parpol diantaranya bahkan tidak lulus dalam batasan Electoral Treshold 3%.

Hal ini menggambarkan bahwa tidak dapat ditemukan korelasi secara tegas antara raihan suara Parpol dengan raihan suara calon kepala pemerintahan yang diusung oleh parpol tersebut, sebagai contoh lain yang tak kalah menarik adalah Hasil Pilgub Jawa Barat dan Pilgub Sulawesi Selatan. Di Pilgub Jabar, pasangan Aman dan Da'i harus bertekuk lutut dihadapan Pasangan Hade yang apabila ditinjau dari segi persentase raihan suara gabungan parpol pengusungnya lebih kecil dibandingkan dengan gabungan parpol pengusung Pasangan Aman dan Da'i, begitupun yang terjadi di Sulawesi Selatan.

Uraian diatas tak bermaksud untuk mengeliminasi kebutuhan akan dukungan parpol dalam pertarungan pemilihan kepala pemerintahan, bagaimanapun dukungan dari parpol pengusung dibutuhkan untuk dapat lulus dari syarat yang harus diperoleh oleh bakal calon yang hendak mencalonkan diri. Tentu saja para bakal calon yang sebelumnya telah mempunyai kendaraan politik (parpol) setengah langkah lebih maju, katakanlah seperti Megawati Soekarno Putri dengan PDIP, SBY dengan PD, Sutrisno Bachir dengan PAN, Gus Dur dengan PKB, Wiranto dengan HANURA, dan juga Yusril Ihza Mahendra dengan PBB.

Satu tokoh yang disebutkan terakhir, Yusril Ihza Mahendra (disingkat; YIM), adalah merupakan salahsatu tokoh politik yang telah malang melintang dalam pergulatan politik di negeri ini, ketangguhannya dalam menghadapi berbagai rejim semakin mengukuhkan bahwasannya ia memang cukup berpengaruh di ranah politik. Meskipun usianya masih relatif muda dibanding para pesaingnya yang telah disebutkan terdahulu, namun kapasitas, kompetensi, dan kapabilitas yang dimilikinya tak kalah mumpuni. Sebagai seorang pakar hukum tata negara yang cukup disegani, seorang YIM telah mempunyai modal kualitatif yang cukup untuk mencalonkan diri sebagai Presiden RI.

Satu-satunya yang menjadi kelemahan YIM adalah kendaraan politiknya (Partai Bulan Bintang) yang masih terseok-seok menggapai raihan suara yang cukup demi mendapatkan porsi sebagai salahsatu parpol yang layak mengusung calon presiden. Sehingga apabila pada pemilu legislatif nanti raihan PBB sekiranya tidak dapat memberikan modal persentase suara yang cukup untuk mengusung YIM sebagai calon Presiden 2009, maka cara yang paling mungkin meskipun agak sulit adalah berkoalisi dengan parpol lain yang belum menjatuhkan dukungan.

PBB selayaknya dapat mengambil pelajaran dari karir politik SBY yang secara mengejutkan keluar sebagai pemenang pilpres 2004 meskipun parpol yang menjadi kendaraan politiknya bukanlah parpol pemenang pemilu legislatif, dan bahkan merupakan parpol pendatang baru. Strategi yang dibuat untuk saling menguntungkan antara parpol dan calon presiden-nya terbukti ampuh untuk mendulang suara pemilih bagi keduanya. Dengan demikian Partai Demokrat sebagai pendatang baru dapat menunjukkan raihan suara yang cukup signifikan dalam pemilu legislatif, dan lalu SBY sebagai Calon Presiden menang mutlak dalam dua putaran pemungutan suara.
(continued part 2)

Thursday, May 15, 2008

BBM - SUBSIDI = SENGSARA

Kebijakan pemerintah pusat dibawah duet kepemimpinan SBY-JK yang berencana hendak menaikkan kembali harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat ini (akhir Mei atau awal Juni) merupakan sebuah kebijakan yang sama sekali sangat tidak populer. Bagaimana tidak, ditengah himpitan krisis ekonomi yang masih melanda penduduk negeri ini, keputusan untuk segera menaikkan kembali harga jual BBM bersubsidi bagaikan halilintar di siang bolong.

Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, jangankan berpikir untuk menutupi kebutuhan pokok yang akan semakin mahal biayanya sebagai dampak dari kenaikan BBM, bahkan untuk mencukupi kebutuhan hidup Pra-Pengurangan Subsidi BBM saat ini saja sungguh telah menjadi beban yang sangat luar biasa. Tak satupun diantara mereka yang mampu membayangkan kondisinya nanti, terkecuali pemerintah dan para pakar minyak bumi yang sepakat terhadap pengurangan subsidi itu yang mampu tersenyum dengan bayangan bahwa keuangan negara (APBN) dapat diselamatkan oleh karena pengurangan subsidi tersebut, sementara ribuan dan bahkan jutaan rakyat negeri ini akan semakin terkapar merenungi nasib yang kian tak menentu.

Alasan Demi Penghematan APBN yang seringkali disosialisasikan pemerintah terkait pengurang subsidi BBM ini, meskipun kelihatannya logis, namun tetap saja dipandang sebagai sebuah alasan yang seakan-akan dibuat demi menutupi krisis manajemen (kegagalan dalam pengelolaan) negara oleh pemerintah Republik Indonesia dibawah komando SBY-JK.

Penghematan yang akhir-akhir ini sering didengungkan sesungguhnya bagi mereka para Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, dan para Pejabat serta Apatur Negara lainnya memang merupakan sebuah barang baru dan langka yang mereka anggap sebagai dewa penyelamat bagi kelangsungan pengelolaan keuangan negara. Satu hal yang mereka lupakan, bahwa sejak jauh-jauh hari sebagian besar rakyat Indonesia telah melakukan penghematan tanpa diminta mengingat tak ada lagi materi yang bisa mereka sia-siakan. Jauh berbeda dengan para Pejabat Negara disetiap Level yang gemar menikmati fasilitas negara semacam tamasya ke luar negeri (studi banding), mobil mewah plat merah, rumah mewah, tunjangan-tunjangan, dan lain-lain, yang kesemuanya itu dibayar oleh rakyat melalui Pajak.